Halaman

Jumat, 05 Desember 2014

Bos Rokok Kaya Raya, Perokok Mati Sia-sia

Meski dianggap haram sebagian orang, bisnis asap rokok di Indonesia paling menguntungkan dan tak bisa dilawan oleh siapapun. Buktinya tiga juragan rokok Indonesia jadi orang terkaya dengan menjual tembakau yang meracuni 100 juta perokok di sini. Salah satunya adalah Bos Djarum, Robert Budi Hartono.
Robert Budi Hartono, salah satu orang terkaya di Indonesia. Namanya berkali-kali masuk majalah Forbes saat majalah tersebut mengumumkan siapa saja orang terkaya di dunia setiap tahunnya. Tahun 2005 kekayaan Budi Hartono sebesar US$ 2,3 miliar. Pada tahun 2012, Forbes mencatat kekayaannya sebesar US$13 milyar. Menjadi orang terkaya di negeri ini, kiranya, cukup dengan bersungguh-sungguh dalam menjalankan bisnis 'asap'. Soal produk yang ditawarkan hanya menimbulkan penyakit, itu soal lain. Soal produk yang oleh sebagian ulama dinyatakan haram, juga tak mengubah pemasaran.
Budi Hartono sepertinya tahu bahwa merokok adalah suatu hal yang tidak baik untuk dirinya. Dia jual rokok kepada rakyat Indonesia, namun dia sendiri tidak merokok. Ini menarik, biasanya pemilik perusahaan sukses bangga dengan menggunakan produknya sendiri. Bill Gates misalnya menggunakan produk Windows. Steve Jobs bangga memakai produk Apple.
Dan Budi Hartono? Dia bukan perokok, jadi dia tidak merokok produknya sendiri yaitu Djarum. Karena tidak merokok, jadilah Budi Hartono dapat fokus mengembangkan Djarum sebagai perusahaan tersukses di Indonesia.
*Tidak sedikit juga pembela rokok yang seperti punya perusahaannya sendiri...

Sumber :
http://www.catatan-r10.com/2013/08/pemilik-djarum-yang-tak-merokok.html
http://poskotanews.com/2012/07/15/tiga-juragan-rokok-orang-terkaya-di-indonesia/ 

Selasa, 02 Desember 2014

Sederet Senapan Canggih Buatan Pindad

PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization), Pindad telah memproduksi puluhan senapan tipe ringan hingga berat.
Bahkan Pindad memiliki kemampuan memproduksi hingga 40.000 senjata berbagai tipe per tahun. Dari senjata yang diproduksi, setidaknya ada produk senapan Pindad yang telah menjadi andalan.

1. SS1

SS1 adalah singkatan dari Senapan Serbu 1, senapan serbu yang banyak digunakan oleh TNI dan POLRI. Senapan ini diproduksi oleh PT. Pindad Bandung, berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4,01 kg. Senapan ini bersama-sama dengan M16, Steyr AUG dan AK-47 menjadi senapan standar TNI dan POLRI, tapi karena diproduksi di Indonesia, senapan ini paling banyak digunakan.
SS-1 diproduksi dalam 2 konfigurasi utama, yaitu senapan standard dan karabin pendek. Versi senapan standar disebut SS1-V1 (FNC “Standard” Model 2000) dan karabin disebut SS1-V2 (FNC “Short” Model 7000). Kedua varian diatas dilengkapi dengan laras yang berisi pelintiran tembakan tangan kanan sepanjang 178 mm (untuk stabilisasi mengantisipasi peluru SS109 belgia yang lebih berat). Selain itu juga, SS-1 bisa dipasang berbagai attachment seperti Foregrip yang bisa merubahnya seperti model Standar M4A1 tanpa Red Dot Sight, varian Pelontar Granat (M203, M320 / GP25) dan berbagai Scope seperti Red Dot Sight, Holographic Sight dan ACOG Sight serta Mars Sight yang scopenya sudah menempel di senjata.
Varian dari tipe SS1 yaitu :
  • SS1-V1 — Varian dasar bagi SS1. Laras standar dengan popor lipat.
  • SS1-V2 — Varian pendek dari SS1, larasnya diperpendek.
  • SS1-V3 — Varian standar dengan popor tetap.
  • SS1-V4 — Serupa dengan varian V1, ditambah dengan teleskop.
  • SS1-V5 — Varian terkecil dari semua varian dengan laras 252 mm dan berat 3,37 kg dan popor lipat. Dirancang untuk teknisi, operator artileri, kru tank, pasukan garis belakang, dan pasukan khusus.
  • SS1-R5 Raider — Sub varian V5 yang dirancang khusus untuk pasukan khusus terbaru TNI Raider. R adalah kependekan dari Raider dan R5 dibuat khusus untuk batalyon ini saja. SS1-R5 memiliki rancangan lebih ramping dan ringan.
  • SS1 seri M — Dibuat untuk korps Marinir. Dengan proses pengecatan spesial untuk menahan air laut dan tidak mudah berkarat. Varian ini dirancang untuk tetap dapat digunakan setelah masuk lumpur atau pasir. Terdapat tiga varian: M1 dengan laras panjang dan popor lipat; M2 dengan laras pendek dan popor lipat; dan M5 Commando.
  • Sabhara V1-V2 — Pengembangan varian ini dikhususkan untuk kepolisian, yaitu perlunya kemampuan melumpuhkan bukan membunuh. Varian ini menggunakan peluru7,62 x 45 mm PT Pindad.

2. SS2

SS2, singkatan dari Senapan Serbu 2, adalah senapan serbu buatan PT Pindad yang, merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. SS2 diklaim memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembabantinggi, lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik. Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. Pada tahun 2006TNI-ADmembeli 10.000 pucuk senapan SS2. Awalnya tersedia dalam tiga versi dasar (standard rifle SS2-V1, carbine SS2-V2 dan para-sniper SS2-V4) sekarang ini juga tersedia dalam subcompact versi SS2-V5, yang dikenalkan pada 2008.

3. SS3

Saat ini PT Pindad telah memproduksi Senapan Serbu generasi barunya yaitu Senapan Serbu SS-3, generasi Senapan Serbu (SS) baru tercanggih dari varian SS produksi PT PINDAD. 
Berikut adalah kecanggihan dari Senapan Serbu Produksi PT PINDAD varian SS-2000 (SS3-V1) :
Setiap sistem operasi mengadopsi sistem gas piston milik AK -47 serta pendahulunya SS1, SS2, FN Fal, FN Fnc, Steyr AUG yang sudah terbukti kehandalannya.
Dengan layout bullpup di mana pasokan amunisi berada di belakang triger group/pelatuk, sosok senapan dapat dipangkas sampai 25 % tanpa mengurangi performa balistik. Sosok senjata yang ringkas sangat mendukung dalam skenario PJD/ pertempuran jarak dekat (close quarter battle); sesuai digunakan dalam operasi antiteror yang kerap terjadi di dalam bangunan/gedung yang memiliki ruang gerak sempit. Keuntungan lain adalah sosok senapan yg ringkas menyesuaikan dengan postur tubuh rata-rata orang Asia.
Dari segi receiver/bodi senjata, 70% material SS3 dibuat dengan bahan high resistant impact polymer ala Steyr AUG yang ringan namun kuat. Dari segi design, receiver tempat maknisme dan masuknya magazine, handguard, dan pistol grip masih setia menganut model SS2. 
Sistem bidik bawaan standar masih memakai model pisir pejera berbentuk carrying handle milik SS2. Khusus pejera, dapat dilipat ke bawah dan menyatu dengan tabung gas saat tidak digunakan. Berkat adannya picatiny rail, operator dapat menggantinya dengan optik sesuai dengan tuntutan operasi/kebutuhan (SS3 V3 CQB yang dipasangkan dengan optik Meprolight M21 buatan Israel/ SS3 V4 sharpshooter dengan optik lansiran Pindad). 
Cocking handle/tuas pengokang berada di atas handguard pada kesua sisi senjata sehingga memudahkan operator, terutama operator kidal untuk mengokang senjata. 
Ejection port/lubang keluarnya selongsong peluru dibuat pada kedua sisi. Sekali lagi untuk menghindarkan operator kidal dari lontaran selongsong panas. Sama dengan sistem yang dianut Steyr AUG, operator cukup memasang left bolt assembly dan menutup ejection port yang kiri sehingga selongsong keluar lewat kanan. 
Fire selector/tuas pilih mode tembakan juga dibuat ambidextrous/dibuat pada kedua sisi. 
Semua varian SS3 dapat dipasangkan dengan bayonet bawaan SS1, SS2, maupun M16 (bayonet m7) sehingga masih bisa digunakan dalam hand to hand combat. Selain itu, model bayonet yang sama akan mempermudah urusan logistik TNI nantinya. 
Untuk menambah daya pukul, varian SS3 V1 dan V3 dapat dipasangi pelontar granat baik itu SPG 1 (senapan pelontar granat standar TNI buatan Pindad) maupun SPG 2 (model senapan pelontar granat untuk FN F 2000). Sebagai pembidik, kedua varian diatas dilengkapi dengan leaf dan quadrant sight yang menjamin akurasi sampai 400m. 
Khusus pada varian SS3 V4 sharpshooter, laras senapan memiliki profil heavy barrel untuk menjamin daya tahan laras saat sustained fire (rentetan panjang) sekaligus akurasi pada jarak jauh. Dapat dilengkapi lightweight bipod untuk menstabilkan senjata. Sistem bidik standar dapat diganti dengan FN scope yg telah dimiliki oleh inventori TNI ataupun memasangkannya dengan optik buatan pindad lainnya. 
Laras pada semua varian SS3 dipasang dengan teknik free floating barrel sehingga menjamin akurasi sejak pertama kali senjata ditembakkan.

Spesifikasi umum Senapan Serbu SS-3:

Negara produsen : Indonesia
Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO/MU5 TJ Pindad
Kapasitas magazine : 30 peluru
Mekanisme : Gas operated, rotating bolt
Berat : 3,4 kg (loaded)
Rate of fire : 750 rpm
Jarak efektif : s/d 600 m (SS 3 V1 & V2), +1000 m (SS3 V4 Sharpshooter).

4. SS4

saat ini PT. Pindad telah kembali memperkenalkan senapan perseorangan generasi baru yaitu SS4. SS4 (singkatan dari : Senapan Serbu 4, "Assault Rifle 4") adalah senapan pertempuran yang dikembangkan oleh PT Pindad. PT. Pindad menjelaskan bahwa senapan perseorangan. SS4 ini merupakan senapan jenis battle rifle dengan jarak tembak efektif antara 300-600 meter. 
Berdasarkan pada aturan yang dipakai oleh PT. Pindad terdapat pembagian produk senapan berdasarkan jarak tembaknya :
Senapan untuk riflemen dengan jarak tembak 100-300 meter.
Senapan untuk marksmen dengan jarak tembak 300-600 meter.
Senapan untuk sniper dengan jarak tembak 1000 meter.
Untuk senapan SS4 ini masih merupakan mock up dan SS 4 ini mengadopsi peluru dari jenis GPMG FN MAG 58 yaitu 7,62 x 51 mm. Senapan SS 4 ini dirancang dengan menggunakan method reverse engineering yang artinya senjata dibuat dari gabungan sejumalah produk persenjataan hasil kerjaan PT. Pindad maupun non Pindad. Misalnya saja rumah mekanik dan penutup diambil dari SS1. Kemudian bagian laras mengambil kepunyaan senapan penembak runduk (sniper) SPR1. Selain itu picantinny rail mengambil milik senapan FN SCAR. 
Namun begitu SS4 tidak sepenuhnya berasal dari gabungan sejumlah komponen senjata , beberapa diantaranya merupakan rancangan baru, salah satunya adalah popor. Dengan popor ini dapat dilipat. Selain itu juga panjang popor juga bisa diatur sesuai dengan kondisi fisik penembak. Dalam pengoperasiannya setiap pucuk senapan SS4 dilengkapi dengan magasine berkapasitas 15 butir peluru. Dari jumlah peluru ini akan mengingatkan kita dengan senapan mesin regu era Perang Dunia II Browning Automatic Rifle (BAR) kaliber 7,62 mm yang dibekali magasine berkapasitas 20 butir peluru.

5. SPR

Senapan runduk SPR adalah singkatan dari Senapan Penembak Runduk produksi PT. PindadIndonesia. Senapan ini memungkinkan penembak untuk mengatur ketinggian posisi dan stabilitas senapan dengan cara mengatur bipod pada bagian bawah depan laras, melihat sasaran dengan alat bidik tipe teleskop menjadikannya senapan runduk dengan akurasi yang tinggi. Senapan runduk ini tersedia dalam tiga varian yaitu SPR-1 dan SPR-3 diisi dengan peluru kaliber 7,62 x 51 mm, sedangkan SPR-2 diisi dengan peluru kaliber .50 BMG atau 12,7x99mm.
Senapan ini diciptakan untuk menjawab kebutuhan militer Indonesia akan jenis senapan runduk dengan kemampuan tinggi dan harga yang lebih terjangkau  jika dibandingkan senapan runduk seperti senapan runduk Zastava M93 Black Arrowbuatan Yugoslavia.

SPR-1

Senapan ini jika dilihat sekilas bisa dikatakan versi militer untuk senapan runduk olahraga standar tipe bolt action, dengan mengadopsi model senapan Remington 700 , peluru tipe 7,62 x 51 mm dimasukan satu persatu secara manual karena senapan ini tidak dilengkapi magazen (magazen chamber). Dengan bipod, popor model thumb-hole stock dan cheekpiece (dudukan pipi penembak) yang dapat diatur ketinggiannya, dilengkapi dengan alat bidik optikmenjadikannya senapan runduk yang memiliki tingkat stabilitas dan akurasi tinggi dalam jarak 700 sampai 1000 meter.

SPR-2

Spesifikasi dasar dari senapan SPR-2 hampir sama dengan tipe SPR-1 dengan masih mengadopsi sistem mekanisme bolt action akan tetapi memiliki fitur yang lebih baik dari versi sebelumnya antara lain memiliki magazine chamber, posisi popor yang dapat diatur, dan kemampuan menembus plat baja setebal dua sentimeter dalam jarak 1000 meter. Hal ini dimungkinkan karena SPR-2 menggunakan peluru kaliber .50 BMG sebagaimana yang digunakan oleh "Heavy Sniper Rifles" atau "Anti Material Rifles" lainnya. Dengan berat sekitar 16 Kg, senapan ini juga memiliki dimensi yang sangat besar. Kendati terilhami produk-produk senapan antimaterial yang sudah ada, kehadiran SPR-2 cenderung desain sendiri dari PT Pindad. Walaupun pada sebagian sosok, masih mengambil desain dari senapan Zastava Black Arrow M93 buatan Serbia dan Denel NTW-20 buatan Afrika Selatan.

SPR-3

Memiliki fitur sama dengan SPR-2 , hanya menggunakan peluru 7,62mm NATO. Jarak efektif sama dengan SPR-1, 700-1000m. Tergantung jenis peluru yang digunakan. Apabila menggunakan tipe AP (Armor Piercing), maka akan mampu menembus plat baja setebal 2mm pada jarak 500m

6. PM2

PM2 adalah sebuah pistol mitraliur buatan PT Pindad. PM2 dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan senjata anti teroris serta perang jarak dekat. Ironisnya, belum ada niat pemerintah untuk membeli PM2, tetapi pasar luar negeri justru berminat membeli senjata ini.
Pindad telah berhasil memproduksi Pistol Mitraliur 1 (PM 1) berdasarkan lisensi FN Belgia. Sebagian produk PM1 digunakan kalangan prajurit TNI. Sementara PM1 modifikasi digunakan oleh Polisi Hutan, Jagawana.
PM2 merupakan pengembangan dari badan SS2. PM2 dapat memenuhi kebutuhan senjata untuk perang kota. Bahkan, Pindad berhasil mengembangkan senjata non lethal berpeluru karet yang dapat digunakan kepolisian anti huru hara.
Spesifikasi PM2 PINDAD
BeratPM2-V1 2,90 kg (tanpa magazen), 3,18 kg (dengan magazen)
PM2-V2 3,20 kg (tanpa magazen), 3,45 kg (dengan magazen)
PanjangPM2-V1 625 mm (popor dibuka), 417 mm (popor ditutup)
PM2-V2 720 mm (popor dibuka), 515 mm (popor ditutup)
TinggiPM2-V1 270 mm (dengan magazen), 225 mm (tanpa magazen)
PM2-V1 270 mm (dengan magazen), 225 mm (tanpa magazen)

Peluru9 mm Parabellum
MekanismeBlowback
AmunisiMagazen isi 20 butir
Alat bidikAdjustable

7. SPM2

SPM2 sering disebut GPMG (singkatan dari General Purpose Machine Gun atau Senapan Mesin Serba Guna) adalah senapan mesin sedang buatan PT. Pindad Bandung, Indonesia. Senapan ini dibuat berdasarkan senapan mesin FN MAG, atas lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia. Ini merupakan senapan mesin standar TNI yang banyak terlihat digunakan di kendaraan-kendaraan tempur TNI maupun dibawa oleh infanteri. Biasanya modernisasi kendaraan tempur Indonesia selain mengganti mesin kendaraan tersebut juga dengan mengganti senjata sekundernya dengan senapan mesin ini.
Senapan mesin ini menggunakan peluru kaliber 7.62 x 51 mm, sedangkan dimensinya bergantung variannya. Terdapat dua varian yaitu varian SPM2-V1 dengan tripod (kaki tiga) terintegrasi. Dengan panjang total 1070 mm dan berat 13 kg (Total dengan tripod : 31,75 kg). Yang kedua adalah varian V2 sama dengan V1 hanya saja menggunakan bipod (dirancang untuk dibawa infanteri) sehingga beratnya hanya berkisar 11,58 kg.
Spesifikasi SPM2 PINDAD
Berat11,58 kg
Panjang1275 mm
Panjang laras635 mm

Peluru7.62 x 51 mm NATO
Kaliber7,62 mm (.308 in)
MekanismeOperasi gas piston panjang
Rata² tembakan850 butir/menit
Jarak efektif1.500 m
AmunisiSabuk/rantai
Demikian tadi adalah beberapa jenis senapan canggih buatan Pindad. Mohon maaf apabila masih ada kekurangan. Semoga dapat menambah pengetahuan kita tentang senjata dan meningkatkan kebanggaan kita sebagai bagian dari Bangsa Indonesia. Terima Kasih

SUMBER :
- http://www.kaskus.co.id/thread/5417305b620881821c8b4569/ini-dia-senjata-baru-buatan-pindad-ss-4-dan-ss-3coming-soon/
- http://id.wikipedia.org/
- Berbagai sumber lain yang mendukung

Produk Elektronik Terkenal Ini Ternyata Buatan Indonesia

Di jaman modern ini banyak barang-barang elektronik yang sangat canggih jika dilihat dari sisi teknologinya. Dari sekian banyak barang elektronik yang ada di pasaran, pernahkah kita terfikir jika sebagian adalah hasil karya anak bangsa??? Ya, ternyata beberapa merk yang selama ini kita mengira itu adalah merk yang berasal dari luar negeri/ barang import, atau dibuat di Indonesia namun milik perusahaan asing tidak sepenuhnya benar. Beberapa merk barang elektronik nyatanya merupakan produk Indonesia asli. Berikut beberapa barang elektronik yang merupakan merk Indonesia asli tersebut :

1. Byon

Byon??? Pernahkah anda melihat atau setidaknya dengar produk apakah ini? Byon merupakan produsen komputer jinjing atau yang biasa kita sebut dengan notebook atau laptop asli Indonesia. Perkembangan teknologi ternyata tidak membuat bangsa kita melulu hanya menjadi penonton saja. Byon ikut hadir meramaikan tren komputer junjing. Dengan harga jual yang lebih murah, Byon bukanlah produk asal-asalan. Melainkan punya konsep yang cukup unik, yaitu notebook yang dapat di-upgrade seperti komputer desktop. Kehadiran Byon membuktikan bangsa kita juga mampu membuat produk berteknologi tinggi. Jadi jangan heran jika produk ini terkenal murah, mengapa? karena ini merupakan produk Indonesia. Jadi untuk yang berada di Indonesia tidak kena ajak. Maka harganya jadi lebih murah.

2. Nexian

Mungkin kita sempat berfikir bahwa nexian adalah produk mobile phone merk China. Namun sebenarnya nexian ini adalah produk asli Indonesia. Nexian adalah market leader di bidang penyedia perangkat telekomunikasi tetap (fixed) dan bergerak (mobile) di Indonesia sejak 2006.
Nexian merupakan pelopor ponsel lokal di Indonesia sehingga dinobatkan oleh para wartawan telekomunikasi dan memperoleh beberapa penghargaan seperti:

  • ICA 2010 sebagai The Best Value Services for Nexian Messenger
  • Seluler Award 2010 sebagai The Best Local Brand dan The Best Favourite Music Concept
  • Golden Ring Award 2010 sebagai The Best Qwerty Local Brand 2010 (NX-G801)
  • Golden Ring Award 2010 sebagai The Best Entry Level Phone 2010 (NX-G330 Dangdut POD)
  • Golden Ring Award 2010 sebagai The Best Local Brand 2010.
  • Golden Ring Award 2009 sebagai The Most Favorite Local Brand.
  • Dari majalah Forsel (Kompas Group) pada Desember 2008 product Nexian FP333 dinobatkan menjadi ponsel CDMA Favorit.
  1. ESIA (ponsel CDMA NX350, tahun 2006),
  2. Telkom Flexi (Flexi Home, tahun 2006 serta FP288-333-303, tahun 2008),
  3. Fren (ponsel CDMA NX970, tahun 2007)
  4. Indosat StarOne (sebagai mitra tunggal program migrasi dari pita frekuensi 1900MHz ke 800 MHz, tahun 2007),
  5. XL (NX900 dan NX900 Pelangi, tahun 2009 serta NX G801 – G821, tahun 2010),
  6. Indosat (NX911 dan NX T911, tahun 2009 serta NX G501-T910, tahun 2010),
  7. Telkomsel (NX922, tahun 2009 dan NX G912-T901-G381i-G503, tahun 2010).

Mei 2010, Nexian memperoleh penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai telepon seluler pertama yang menjadi sarana peluncuran album musik (Grup Musik SLANK – Album Jurus Tandur no. 18). Hal tsb melengkapi eksistensi Nexian sebagai brand local pertama dan satu-satunya yang sempat memiliki instalasi pabrik perakitan di Indonesia membuat perusahaan ini mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai merek local yang berhasil memproduksi sekaligus menjual 100 ribu ponsel hanya dalam waktu 6 bulan.
Kehandalan kualitas produk-produknya, membuat Nexian dipercaya oleh berbagai operator telekomunikasi sebagai mitra penjualan produk bundling, yaitu dengan:
Sampai Desember 2010, ponsel Nexian telah digunakan oleh lebih dari 8.000.000 masyarakat Indonesia. Saat ini, Nexian didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia melalui jaringan Selular Shop, Metroshop serta modern channel seperti Carrefour, Giant, Hypermart dan lainnya.
3. Polytron

Mungkin kita di rumah memiliki barang elektronik  bermerk Polytron. Pernahkah anda berfikir bahwa itu merupakan produk asli Indonesia? Ya,  Polytron merupakan sebuah perusahaan elektronik asal Indonesia. Didirikan 16 Mei 1975 di Kudus, Jawa Tengah dengan nama PT. Indonesian Electronic & Engineering, kemudian 18 September 1976 berubah nama menjadi PT. Hartono Istana Electronic, lalu merger dan menjadi PT. Hartono Istana Teknologi. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam perlengkapan elektronik. Barang yang dihasilkan oleh Polytron ialah televisi, radio, telepon genggam, dan masih banyak lagi.
Polytron memiliki 2 pabrik masing-masing di Kudus seluas 70.000 m2 dan di Sayung, Semarang 130.000 m2 (merupakan pabrik lemari es terbesar di Jawa Tengah) dengan karyawan lebih dari 6.000 orang, 11 kantor perwakilan, 5 authorized dealer, 50 service centre yang meliputi seluruh Indonesia.
4. Magno

Magno merupakan merk radio kayu asli buatan Indonesia yang sudah sudah membanjiri pasar Amerika Serikat, Jepang, Eropa, Hongkong, Tiongkok dan Australia. Pembuatnya adalah Singgih Susilo Kartono seorang alumni Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB). 
Radio Kayu Magno dibuat di Temanggung, Jawa Tengah sejak tahun 2005. Pembuatnya membuat desain sederhana dengan memasukkan unsur filosofi yang bisa membuat pemilik radio memiliki hubungan personal dengan radio tersebut. Berkat kegigihan dan kreativitasnya, produk Radio Kayu Magno diterima pasar.
Radio Kayu Magno diproduksi dalam empat tipe yakni tipe mikro dibarendol US$ 150, tipe igono US$ 200, tipe kubu US$ 250 dan tipe rekto US$ 300. Sementara, di dalam negeri, radio kayu ini dibarendol dengan harga mulai dari Rp 750.000 sampai Rp 2 juta.
5. Maspion

Maspion merupakan salah satu produsen barang elektronik asli Indonesia, memang perusahaan satu ini hanya fokus pada peralatan rumah tangga seperti Setrika, AC, rice cooker, dan sebagainya. Produk lain yang dihasilkan maspion adalah pipa PVC dan PE, berbagai produk plastik, perabotan rumah tangga, bahkan hingga lembaga keuangan berupa Bank.
Sejarah maspion dimulai pada tahun 1962 dari UD Logam DKI, industri dapur rumah sederhana yang didirikan oleh Mr. Alim Husein dan rekannya Gunardi Go. Sebelum menjadi besar seperti sekarang ini, sejarah perusahaan Maspion cukup unik dan sederhana. Alim Husin, ayah Alim Markus mendirikan sebuah usaha kecil yang memproduksi lampu teplok yang terbuat dari aluminium dan logam. Perusahaan yang berdiri sekitar 1961 itu diberi nama UD Logam Jawa. Jumlah karyawannya hanya delapan orang dan bisa memproduksi sekitar 300 lusin per hari. Dari lampu teplok kemudian berkembang dengan memproduksi lampu badai untuk para nelayan. Akhir 70-an mulai memproduksi perabot rumah tangga dengan bahan plastik seperti emberbaskomloyang, dan sebagainya. Pada 1972, usaha keluarga Alim Husin semakin maju dan berkembang sehingga kemudian merancang nama dan logo baru. Akhirnya keluarga Alim Husin memperoleh nama baru, yakni Maspion. Menurut Alim Markus, Maspion merupakan singkatan dari M=Mengajak A=anda S=selalu P=percayaI=industri O=olahan N=nasional.